Ancaman Pasca Tambang

Oleh: Piyo Zul
Member of Bangka Belitung Kreatif 

Bangka Belitung adalah provinsi muda yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera. Provinsi ini terbetuk pada 9 februari 2001 setelah sebelumnya tergabung dalam provinsi Sumatera Selatan. Sebagai provinsi kepulauan. Bangka Belitung sudah tentu mempunyai sumberdaya yang mumpuni, terutama disektor perikanan karena banyaknya garis pantai. Namun, bila melihat kenyataannya ternyata sumberdaya yang menjadi idola adalah sektor pertambangan, setelah sebelumnya lada. Sumber daya seperti karet, sawit dan lada sebagai sumberdaya sekunder saja.

Sebagai sumberdaya utama yang menghidupi masyarakatnya. Timah tidak dapat dijadikan sebagai sandaran terus menerus, karena sumberdaya ini adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Pertanyaanya sampai kapankah timah akan bertahan sebagi sumber ekonomi utama, dan seberapa jauh kesiapan pemerintah menopang masyarakatanya setelah sumber ekonomi utamanya “runtuh”?



Apabila kesiapan itu tidak sejak dini diperhatikan, inilah ancaman yang menghantui provinsi ini:

1. Degradasi sosial
Sebagai sumber ekonomi utama. Timah sangat dieluk-elukan masyarakat. Apalagi komoditi ini dilegalkan oleh pemerintah daerah pada masa pemerintahan Eko Maulana Ali. Disana sini dapat kita temukan masyarakat penambang, dari dalam hutan hingga pinggiran jalan. Banyak pula yang beralih profesi dari petani, nelayan menjadi penambang.

Tanpa semua pihak sadari, perilaku ini ternyata menjebak masyarakat kedalam budaya“dak kawa nyusah”, karena mudahnya mendapat uang dari sektor ini. Cobalah tengok, banyak anak-anak kecil sepulang sekolah “ngelimbang”, dalam tempo bererapa jam seratus ribu sudah ada ditangan.

Budaya dak kawa nyusah ini lambat laun membuat susah. Mengapa? Karena setelah sumberdaya timah menipis, ternyata dampak yang ditimbulkan sudah sedemikian besar. Kerusakan lingkungan ada dimana-mana , alih fungsi hutan dan tanah perkebunan tanpa perencanaan yang berkelanjutan. Menurut survei yang dilakukan oleh Universitas Sriwijaya (1998/1999), terdata sebanyak 887 kolong – lubang serupa danau- di Bangka Belitung, yaitu 544 kolong di Bangka dengan luas 1.035.51 hektare dan 343 kolong di Belitung dengan luas 677.14 hektare. Ini berdasarkan penelitian terdahulu, bagaimana dengan kondisi saat ini?.


Untuk bekerja yang mebutuhkan skill, tentu tidak bisa, karena budaya dak kawa nyusah yang sudah mewabah. Lalu sektor apa saja yang akan menjadi perburuan masyarakat yang “dak kawa nyusah”?
Inilah beberapa alternatif yang akan menjadi perburuan oleh orang yang kesulitan dalam berkreatifitas, orang-orang yang cenderung memilih hasil yang instan:

1. CPNS

2. Karyawan swasta
Tantangan: Kedua sektor ini menjadi sasaran empuk para pencari kerja. Namun, sayangnya untuk menduduki kursi ini mesti memiliki kriteria tertentu salah satunya adalah pendidikan, ditambah lagi budaya “money” dan orang dalam yang berlarut-larut sehingga kita cenderung akan dapat menebak siapa saja yang akan duduk sebagai pegawai.

3. Berkebun/bertani
Tantangan: Sektor ini adalah  sektor yang menjadi andalan sebelum timah,yaitu ladanya. Bahkan sempat terkenal dengan Bangka white papper. Namun sayang cita-cita untuk ini harus terhalang dengan menurunya kualitas tanah karena ekspansi sawit dan timah secara besar-besaran.
Komoditi lain yang cukup diminati adalah karet, namun karena nilainya yang berfluktuatif cukup signifikan membuat komoditi ini bukan andalan.

4. Berdagang
Tantangan: Sektor dagang cukup memberi penghasilan kepada masyarakat, namun sayangnya hanya sedikit olahan ekonomi kreatif di sektor perdagangan yang ada. Hanya sebatas pembuatan olahan ikan menjadi kerupuk, ikan menjadi belacan. Padahal industri ekonomi kreatif cukup signifikan memberi penghasilan dan menyerap banyak tenaga kerja.
Tantangan lain dari sektor ini adalah, bila terlalu banyak, maka akan menurunukan permintaan.

2. Tingginya tingkat kriminalitas
Akibat akhir dari keruntuhan ekonomi masyarakat, maka akan memicu merosotnya strata sosial. Dari yang berekonomi "wah" menjadi ekomomi sulit. Ditambah pula pekerjaan alternatif yang sulit didapat, maka merebaklah tindak kriminalitas.

Berdasarkan gambaran ini, sangatlah patut bagi kita semua untuk khawatir, dan segenap pemangku kepentingan untuk merumuskan pembangunan Bangka Belitung dimasa mendatang.
Share this post :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 

Copyright © 2011-2017. BANGKA BELITUNG KREATIF