BABEL ICON APA ITU?

Member of Babel Icon
Bila kita berbicara Negara Amerika Serikat. Apakah yang ada di dalam fikiran anda? Dalam sepersekian detik, saya yakin ada beragam jawaban, tidak hanya dari satu kepala tapi dari banyak kepala. Sudah dapat diperkirakan diantara kepala-kepala itu dan diantara imaji-imaji itu, kita dapat jumpai sebuah gambaran Hollywood, Arnold “swet ngak seger (intermezzo)”, adidaya, bahkan dalam skala ekstrim dapat pula kita jumpai yang menggambarkan kafir, penjajah, terrorist dan banyak lagi.
Bila kita berbicara Negara Amerika Serikat. Apakah yang ada di dalam fikiran anda? Dalam sepersekian detik, saya yakin ada beragam jawaban, tidak hanya dari satu kepala tapi dari banyak kepala. Sudah dapat diperkirakan diantara kepala-kepala itu dan diantara imaji-imaji itu, kita dapat jumpai sebuah gambaran Hollywood, Arnold “swet ngak seger (intermezzo)”, adidaya, bahkan dalam skala ekstrim dapat pula kita jumpai yang menggambarkan kafir, penjajah, terrorist dan banyak lagi.
Amerika Serikat adalah sebuah Negara besar dan jauh dari Negara kita, tidak hanya ditinjau dari geografisnya, tetapi secara sosial, budaya dan sebagian besar lainnya, kedua Negara ini sulit untuk disamakan. Penggambaran Negara Amerika Serikat mungkin terlalu besar bagi kita. Bagaimana bila kita tarik ke hal yang lebih kecil dan dekat. Kita ambil sebagai sampel pulau Bali. Apa yang ada di dalam fikiran anda bila mendengar kata Bali?
Lagi-lagi dapat dibayangkan, dan sudah dapat dipastikan bahwa akan ada banyak pendapat yang bakal bermunculan. Ngaben? Pasti ada, kuta? Apalagi, “Ikan asin”? jangan ditanya. Ada banyak, dan lebih banyak lagi yang hanya dia dan Allah lah yang tahu. Sewajarnya bila hal-hal itu diketahui banyak orang, dan justru akan Nampak aneh bila hal tersebut menimbulkan tanda Tanya bila disebutkan atau ditanyakan, apalagi bila sampai tidak dimengerti oleh “orang kita” sendiri, sementara pelancong mancanegara justru lebih kenal Bali ketimbang Indonesia. Nah, Untuk kesekian kalinya dan terakhir kalinya, saya ingin mengajak kita semua berimaji. Kali ini dengan objek yang sangat dekat. Provinsi kepulauan Bangka Belitung.
Apa yang ada di dalam fikiran anda bila mendengar provinsi itu diucapkan?
Saya rasa, saya kembali dapat menebak jawaban anda. Pasti sebagian besar akan menjawab Timah, dan sedikit lebih kecil menjawab lada, kemudian di ikuti dengan pantai, sawit, karet. Jawaban-jawaban yang tepat. Tapi apakah jawaban itu bukan pertanda bagi satu hal yang patut dikhawatirkan? Mari bersama kita lihat kondisi provinsi ini saat ini, lalu sandingkan pada tingkat persaingan skala nasional hingga mancanegara. Adalah suatu hal yang megkhawatirkan mengingat komoditi andalan seperti timah, lada dan sawit mengalami fluktuatif kearah dasar. Parahnya sektor-sektor lain seperti perikanan, dan perkebunan mulai ditinggalkan dan sulit dikembalikan.
Rasa miris ini tentu bukan isapan jempol, dan imaji-imaji yang penulis hadirkan ini bukan permainan atau dongeng sebelum tidur. Berdasarkan imaji-imaji yang telah kita temukan sebelumnya, maka dapat diambil satu benang lurus, yaitu apa yang anda fikirkan adalah yang membuat objek tersebut berkembang dan kokoh, suatu yang membuat objek tersebut menjadi dewa bagi kehidupan. Sayangnya, begitu imaji itu diarahkan kepada “provinsi kita” yang tercinta ini, imaji yang didapat adalah imaji akan suatu yang bila diistilahkan “tua”. Tua dapat kita terjemahkan pada sesuatu yang rentan lumpuh, usang, dan patut untuk diteruskan pada hal yang lebih baik. Memang saat ini pemerintah, baik itu pemerintah TK I, maupun TK II telah membuka “kran baru” bagi sumber penghidupan (pariwisata), dan menutup secara perlahan “kran lama”, tapi cobalah tengok, apa ada pertumbuhan yang berarti? Berkaca dari serangkaian hal itulah, maka kita semua mesti prihatin dan bahu-membahu membangun provinsi ini dari baik kearah yang lebih baik.
BABEL ICON. Apa itu?
Minimnya hal-hal yang dapat diangkat sebagai kekuatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini, memacu sedikit anak muda untuk melakukan sebuah aksi nyata guna mengawal, dan mencoba membangun provinsi ini kearah yang lebih baik, dan tercetuslah BABEL ICON.
Secara bahasa, Babel Icon dapat diartikan: Babel: Bangka Belitung, dan Icon: simbol. Jadi Babel Icon adalah simbol bagi Bangka Belitung. Sejatinya babel icon adalah sekumpulan anak muda Bangka Belitung (dimotori oleh fauzan: konsultan DPD RI) yang mencoba membawa provinsi ini kearah yang lebih baik. Salah satu contoh peran aktifnya adalah konvoi kendaraan yang bertema pemilih cerdas yang telah dilaksanakan. Konvoi diadakan guna menyambut pemilukada yang akan segera berkunjung dan mencermikan kepedulian babel icon pada kondisi perpolitikan Babel yang mulai tercium baunya. Selepas itu akan ada banyak kegiatan yang segera diagendakan. Perlu diingat juga, pengertian simbol Bangka Belitung bukanlah kumpulan anak mudanya, tapi lebih ditekankan pada apa saja yang diperbuat. Jadi, yang menjadi simbol itu adalah sebuah pergerakan (ruhnya), sementara kumpulan itu hanyalah raganya.
Babel icon masih jauh dari sebuah kemandirian. Ia masih membutuhkan waktu untuk tumbuh. Perhatian dan bantuan dari banyak pihak tentulah sangat diharapkan, bahkan sebuah badai pun sangat dinanti demi pertumbuhan yang teruji. Pada intinya waktulah yang akan menjawab. Jadi, bila suatu saat ada seseorang yang bertanya pada mu. Apa itu provinsi Bangka Belitung? Kau boleh menjawab Timah, lada, sawit, karet, tapi jangan lupa kau sertakan si Anak bawang.
Lagi-lagi dapat dibayangkan, dan sudah dapat dipastikan bahwa akan ada banyak pendapat yang bakal bermunculan. Ngaben? Pasti ada, kuta? Apalagi, “Ikan asin”? jangan ditanya. Ada banyak, dan lebih banyak lagi yang hanya dia dan Allah lah yang tahu. Sewajarnya bila hal-hal itu diketahui banyak orang, dan justru akan Nampak aneh bila hal tersebut menimbulkan tanda Tanya bila disebutkan atau ditanyakan, apalagi bila sampai tidak dimengerti oleh “orang kita” sendiri, sementara pelancong mancanegara justru lebih kenal Bali ketimbang Indonesia. Nah, Untuk kesekian kalinya dan terakhir kalinya, saya ingin mengajak kita semua berimaji. Kali ini dengan objek yang sangat dekat. Provinsi kepulauan Bangka Belitung.
Apa yang ada di dalam fikiran anda bila mendengar provinsi itu diucapkan?
Saya rasa, saya kembali dapat menebak jawaban anda. Pasti sebagian besar akan menjawab Timah, dan sedikit lebih kecil menjawab lada, kemudian di ikuti dengan pantai, sawit, karet. Jawaban-jawaban yang tepat. Tapi apakah jawaban itu bukan pertanda bagi satu hal yang patut dikhawatirkan? Mari bersama kita lihat kondisi provinsi ini saat ini, lalu sandingkan pada tingkat persaingan skala nasional hingga mancanegara. Adalah suatu hal yang megkhawatirkan mengingat komoditi andalan seperti timah, lada dan sawit mengalami fluktuatif kearah dasar. Parahnya sektor-sektor lain seperti perikanan, dan perkebunan mulai ditinggalkan dan sulit dikembalikan.
Rasa miris ini tentu bukan isapan jempol, dan imaji-imaji yang penulis hadirkan ini bukan permainan atau dongeng sebelum tidur. Berdasarkan imaji-imaji yang telah kita temukan sebelumnya, maka dapat diambil satu benang lurus, yaitu apa yang anda fikirkan adalah yang membuat objek tersebut berkembang dan kokoh, suatu yang membuat objek tersebut menjadi dewa bagi kehidupan. Sayangnya, begitu imaji itu diarahkan kepada “provinsi kita” yang tercinta ini, imaji yang didapat adalah imaji akan suatu yang bila diistilahkan “tua”. Tua dapat kita terjemahkan pada sesuatu yang rentan lumpuh, usang, dan patut untuk diteruskan pada hal yang lebih baik. Memang saat ini pemerintah, baik itu pemerintah TK I, maupun TK II telah membuka “kran baru” bagi sumber penghidupan (pariwisata), dan menutup secara perlahan “kran lama”, tapi cobalah tengok, apa ada pertumbuhan yang berarti? Berkaca dari serangkaian hal itulah, maka kita semua mesti prihatin dan bahu-membahu membangun provinsi ini dari baik kearah yang lebih baik.
BABEL ICON. Apa itu?
Minimnya hal-hal yang dapat diangkat sebagai kekuatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini, memacu sedikit anak muda untuk melakukan sebuah aksi nyata guna mengawal, dan mencoba membangun provinsi ini kearah yang lebih baik, dan tercetuslah BABEL ICON.
Secara bahasa, Babel Icon dapat diartikan: Babel: Bangka Belitung, dan Icon: simbol. Jadi Babel Icon adalah simbol bagi Bangka Belitung. Sejatinya babel icon adalah sekumpulan anak muda Bangka Belitung (dimotori oleh fauzan: konsultan DPD RI) yang mencoba membawa provinsi ini kearah yang lebih baik. Salah satu contoh peran aktifnya adalah konvoi kendaraan yang bertema pemilih cerdas yang telah dilaksanakan. Konvoi diadakan guna menyambut pemilukada yang akan segera berkunjung dan mencermikan kepedulian babel icon pada kondisi perpolitikan Babel yang mulai tercium baunya. Selepas itu akan ada banyak kegiatan yang segera diagendakan. Perlu diingat juga, pengertian simbol Bangka Belitung bukanlah kumpulan anak mudanya, tapi lebih ditekankan pada apa saja yang diperbuat. Jadi, yang menjadi simbol itu adalah sebuah pergerakan (ruhnya), sementara kumpulan itu hanyalah raganya.
Babel icon masih jauh dari sebuah kemandirian. Ia masih membutuhkan waktu untuk tumbuh. Perhatian dan bantuan dari banyak pihak tentulah sangat diharapkan, bahkan sebuah badai pun sangat dinanti demi pertumbuhan yang teruji. Pada intinya waktulah yang akan menjawab. Jadi, bila suatu saat ada seseorang yang bertanya pada mu. Apa itu provinsi Bangka Belitung? Kau boleh menjawab Timah, lada, sawit, karet, tapi jangan lupa kau sertakan si Anak bawang.