Gaya Nongkrong Pemuda Muslim Sore Ramadhan (Natak Ta’jil Desa Balun Ijuk)



Program Ramadhan Bangka Belitung Kreatif

BALUNIJUK – Usai menggelar acara Natak Tak’jil di Sungailiat Kabupaten Bangka Tengah, pada acara yang sama Bangka Belitung Kreatif mendatangi Desa Balun Ijuk dalam rangka Natak Ta’jil tepatnya di Masjid Raya Al- Fath Desa Balun Ijuk bertema ‘Gaya Nongkrong Kawula Muda Muslim Babel Jelang Sore Ramadhan’. Pemateri acara itu yakni Rektor Universitas Bangka Belitung (UBB) Prof. Dr. Bustami Rachman, MSc dipandu oleh Host Pauzan Azima dari Co Bangka Belitung Kreatif, Capoeng Community Jakarta). 

Tak cuma itu, pada Natak Ta’jil perdana di Sungai Liat diisi langsung oleh Kapores Bangka AKBP Pipit Rismanto, dan Natak Ta’jil di Desa Bakam Kecamatan Bakam Kabupaten Bangka akan diisi oleh Bupati Bangka H. Yusroni Yazid. Acara pada Minggu kemarin (05/08/2012) dihadiri pula Kapolsek Merawang Iptu Rizky Adi Saputro, Camat Merawang Toni Mirza, Ikatan Remaja Masjid Al- Fath Balun Ijuk, tokoh pemuda dan tokoh agama turut hadir. Puncaknya acara dilengkapi dengan pemberian santunan kepada anak yatim dan kepada Ibu yang tekun membaca Al- Qur’an dalam kondisi keterbatasan ekonomi. 

Dalam dialognya, Bustami Rachman memaparkan bahwa seperti apa masa depan seorang pemuda nantinya sangat ditentukan oleh lingkungan sekitar dalam hal ini orang tua. Karena katanya, orang tua sangat menentukan masa depan pemuda, coba lihatlah seseorang yang gila korupsi pasti ada pengaruhnya dengan orang tua. “Bila orang tua tidak korupsi berarti lingkungan lain yang mempengaruhi entah itu rekan atau kawannya, sehingga sangat berpengaruh terhadap karakter anak muda,” ujarnya. Menurutnya, karakter pemuda dibilang sangat sensitif, sehingga harus dijaga dan dirawat, mudah-mudahan mudah menerima hal yang positif bukan negatif.

 Terlebih lagi kesadaran atau mindset, dimana kesadaran ini harus ditimbulkan oleh orang tua sejak kecil. “Dalam hubungan dengan pemuda yang berkarakter bandel di masyarakat, menurut saya memang ada anak yang sengaja dilahirkan dalam kondisi memang sudah nakal sejak lahir atau faktor bawaan. Menyikapi ini, para orang tua jangan pernah berhenti apalagi putus asa untuk mengajak dan mengingatkan keburukan anak itu, karena bila anak sudah menginjak usia dewasa akan memiliki kesadaran sendiri. Kalau orang tua menyebut anaknya celaka, maka akan celakalah anak itu dan anak akan lari, oke lah bila anak lari ke lingkungan yang baik, coba kalau lari ke lingkungan yang buruk, maka kacaulah,” ungkapnya. 

Sementara itu, masjid yang berdiri di Bangka Belitung berjumlah banyak, apalagi solatnya jalan terus, namun disisi lain karakter pemudanya masih juga masuk kategori nakal. Itu kata Bustami harus dikuatkan ilmu pengetahuan tentang agama Islam-nya, mungkin saja solatnya rajin tapi kebiasaan buruk anak muda tidak bisa langsung lepas, dengan solat atau puasa terus-menerus pelan-pelan yang bersangkutan mulai memahami agama, dan akan berdampak baik bagi pribadi pemuda sendiri. “Kalau masjid banyak dan pemuda rajin solat, namun masih juga nakal, itu katanya tetap diingatkan terus supaya solatnya benar-benar dan memang jadi kebiasaan. Mungkin saja pengaruh sikap nakalnya karena pengaruh lingkungan buruknya atau temannya, tapi dengan adanya ibadah yang tekun, mudah-mudahan sikap nakal itu akan kalah dengan sendirinya,” pungkasnya. (ran/6).

Share this post :
Comments
0 Comments

Post a Comment

 

Copyright © 2011-2017. BANGKA BELITUNG KREATIF