Liput.ID,BANGKA — “Tu lah men dak suah maken bangku sekulah man. Dek tau politik cerdas,” kata seorang pemuda kepada seorang preman di Terminal Sungailiat.
“Pon maken bangku sekulah Rambo ge ngeloh. Liat tato ko ne,” jawab preman berambut kribo, bertato angka-angka dan pemandangan alam kepada pemuda tersebut.
Adegan komedi antara pemuda dan preman ini membuat para siswa tertawa terpingkal-pingkal ketika menghadiri sosialisasi Pilkada Babel yang diselenggarakan KPU Kabupaten Bangka bersama Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) Sungailiat dengan mengandeng Bangka Belitung Kreatif, Senin (19/12/2016) di SMKN 1 Sungailiat.
Suasana ruang pertemuan SMKN 1 Sungailiat disetting dan disulap menjadi Terminal Sungailiat dimana para narasumber yakni Ketua Bangka Belitung Kreatif Fauzan Azima, Penulis Bangka Ahmadi Sofyan, Redpel Bangka Pos Dody Hendriyanto dan Anggota KPU Kabupaten Bangka Siti Aminah duduk santai sambil ngopi di terminal tersebut.
Dalam obralan santai mereka Fauzan menanyakan kepada Ahmadi Sofyan mengenai makna dari demokrasi. Pasalnya selama ini masyarakat kecil hanya mengetahui bahwa demokrasi itu demontrasi, pilkada/pemilu, aksi protes, pengusuran dan konotasi negatif lainnya.
“Jang ka nek kan banyek kenal pejabat bekawan kek pejabat ape arti demoktasi ne. Orang kecit macem kami ne tahu demoktasi ne hanya pemilu, pilkada. Ape hanya ngurus pemilu ketak,” tanya Fauzan.
Dijelaskan Ahmadi bahwa demokrasi bukan hanya sekedar demo ataupun pilkada. Menurutnya orang sering salah paham mengenai demokrasi, dimana demokrasi ini ada setiap hari dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.”Kite ngumong-ngumong di terminal ne ge lah demokrasi.
Dalam demokrasi setiap orang punya hak untuk memilih. Ketika seseorang berhak memilih haknya sama dimata negara. Baik pejabat dan rakyat di mata hukum sama jika demokrasi sehat tapi kalau pejabat korupsi hukuman ringan, kalau orang kecit maling ayam digebuk dulu itu demokrasi yang tak sehat,” jelas Ahmadi.
Sementara Dodi mengatakan para pelajar sebagai pemilih pemula ini bisa mengenal para pasangan calon pada pilkada Babel melalui media sosial (medsos). Banyak paslon yang sekarang ini melakukan kampanye lewat medsos seperti facebook, twitter, instagram ataupun media lainnya.
“Adik-adik punya facebook, twitter dan instagram kan. Gunakan untuk hal-hal positif. Kalau mau mengenal paslon pilkada bisa dilihat di media sosial,” kata Dodi.
Sosialisasi Pilkada Babel ini sengaja kemas PPK Kecamatan Sungailiat bersama Babel Kreatif dalam suasana yang santai, tidak monoton dan membosankan, sehingga para pelajar sebagai pemilih pemula mau berpartisipasi aktif untuk memilih pada pilkada tanggal 15 Februari 2017 nanti. Suasana sosialisasi ini dikemas dengan pementasan drama komedi, pemutaran film hingga lagu yang dibawakan personil Band Tujuh Pagi dengan vokal Rama Agatha agar para pelajar terhibur dan memahami pentingnya memberikan hak pilih pada pilkada nanti.
“Pon maken bangku sekulah Rambo ge ngeloh. Liat tato ko ne,” jawab preman berambut kribo, bertato angka-angka dan pemandangan alam kepada pemuda tersebut.
Adegan komedi antara pemuda dan preman ini membuat para siswa tertawa terpingkal-pingkal ketika menghadiri sosialisasi Pilkada Babel yang diselenggarakan KPU Kabupaten Bangka bersama Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) Sungailiat dengan mengandeng Bangka Belitung Kreatif, Senin (19/12/2016) di SMKN 1 Sungailiat.
Suasana ruang pertemuan SMKN 1 Sungailiat disetting dan disulap menjadi Terminal Sungailiat dimana para narasumber yakni Ketua Bangka Belitung Kreatif Fauzan Azima, Penulis Bangka Ahmadi Sofyan, Redpel Bangka Pos Dody Hendriyanto dan Anggota KPU Kabupaten Bangka Siti Aminah duduk santai sambil ngopi di terminal tersebut.
Dalam obralan santai mereka Fauzan menanyakan kepada Ahmadi Sofyan mengenai makna dari demokrasi. Pasalnya selama ini masyarakat kecil hanya mengetahui bahwa demokrasi itu demontrasi, pilkada/pemilu, aksi protes, pengusuran dan konotasi negatif lainnya.
“Jang ka nek kan banyek kenal pejabat bekawan kek pejabat ape arti demoktasi ne. Orang kecit macem kami ne tahu demoktasi ne hanya pemilu, pilkada. Ape hanya ngurus pemilu ketak,” tanya Fauzan.
Dijelaskan Ahmadi bahwa demokrasi bukan hanya sekedar demo ataupun pilkada. Menurutnya orang sering salah paham mengenai demokrasi, dimana demokrasi ini ada setiap hari dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.”Kite ngumong-ngumong di terminal ne ge lah demokrasi.
Dalam demokrasi setiap orang punya hak untuk memilih. Ketika seseorang berhak memilih haknya sama dimata negara. Baik pejabat dan rakyat di mata hukum sama jika demokrasi sehat tapi kalau pejabat korupsi hukuman ringan, kalau orang kecit maling ayam digebuk dulu itu demokrasi yang tak sehat,” jelas Ahmadi.
Sementara Dodi mengatakan para pelajar sebagai pemilih pemula ini bisa mengenal para pasangan calon pada pilkada Babel melalui media sosial (medsos). Banyak paslon yang sekarang ini melakukan kampanye lewat medsos seperti facebook, twitter, instagram ataupun media lainnya.
“Adik-adik punya facebook, twitter dan instagram kan. Gunakan untuk hal-hal positif. Kalau mau mengenal paslon pilkada bisa dilihat di media sosial,” kata Dodi.
Sosialisasi Pilkada Babel ini sengaja kemas PPK Kecamatan Sungailiat bersama Babel Kreatif dalam suasana yang santai, tidak monoton dan membosankan, sehingga para pelajar sebagai pemilih pemula mau berpartisipasi aktif untuk memilih pada pilkada tanggal 15 Februari 2017 nanti. Suasana sosialisasi ini dikemas dengan pementasan drama komedi, pemutaran film hingga lagu yang dibawakan personil Band Tujuh Pagi dengan vokal Rama Agatha agar para pelajar terhibur dan memahami pentingnya memberikan hak pilih pada pilkada nanti.
Sumber : LIPUT.ID